Selamat datang di foto koleksi terbaru
Cara Menggunakan Manual Mode Canon/Nikon Setting Diafragma dan Shutter berikut adalah fotonya :\
berikut adalah Cara Menggunakan Manual Mode Canon/Nikon Setting Diafragma dan Shutter, hal ini diperlukan untuk anda yang ingin berkreasi dengan warna dan pengaruran cahaya pada manual mode kamera DSLR anda. untuk pengaturan ISO anda bisa ketahui lebih lanjut
disini
Pengaturan bukaan diafragma
Untuk dapat mengatur banyak sedikitnya
cahaya yang masuk melalui lensa, diafragma pada lensa kamera bisa
membuka dengan besaran diameter yang bisa dirubah. Besar kecilnya bukaan
diafragma dinyatakan dalam f-number tertentu, dimana f-number kecil menyatakan bukaaan besar dan f-number
yang besar menyatakan bukaan kecil. Selain itu, secara karakteristik
optik lensa, bukaan besar akan membuat foto yang DOFnya sempit
(background bisa blur), dan bukaan kecil akan membuat DOF lebar
(background tajam).
Saat mengatur nilai diafragma (aperture), ingatlah bahwa setiap stop ditandai dengan nilai f-number tertentu yang digambarkan dalam deret berikut, urut dari yang besar hingga kecil :
f/1 – f/1.4 – f/2 - f/2.8 – f/4 – f/5.6 – f/8 – f/11- f/16 – f/22 – f/32 dst
Sebagai contoh :
- jika kita berpindah 1-stop dari f/2 ke f/2.8, maka kita akan mengurangi setengah intensitas cahaya yang masuk ke kamera
- jika kita berpindah 1-stop dari f/8 ke f/5.6, maka kita akan
menambah intensitas cahaya yang masuk ke kamera dua kali lipat dari
sebelumnya
Perhatikan kalau kamera modern umumnya
memberi keleluasaan untuk merubah diafragma di skala yang lebih kecil,
dalam hal ini perubahan f-stop dilakukan pada kelipatan 1/2 hingga 1/3
f-stop sehingga bisa didapat banyak sekali variasi eksposure yang bisa
didapat dari mengatur nilai diafragma. Sebagai contoh, diantara f/5.6
hingga f/8 bisa terdapat f/6.3 dan f/7.1 yang memiliki rentang 1/3 stop.
Percobaan di bawah ini menunjukkan hasil foto yang didapat dari variasi diafrgama, dengan sebuah foto referensi di f/5.6 (nilai shutter dibuat
tetap di 1/125 detik dan ISO 100). Tujuannya untuk melihat bagaimana
efek dari merubah bukaan diafragma terhadap eksposure foto yang
dihasilkan. Terdapat 3 foto yang over dengan kelipatan 1-stop dan 3 foto
yang under dengan kelipatan 1-stop.
Dari contoh di atas tampak pada 3 stops
diatas referensi normal, foto tampak amat terang (over) yang ditandai
dengan banyaknya area yang wash-out (highlight-clipping). Demikian juga pada 3 stops dibawah referensi normal, foto tampak amat gelap (under).
Pengaturan kecepatan shutter
Sama halnya dengan diafragma, setelan kecepatan shutter pun punya pedoman berupa deret yang mewakili 1-stop. Berikut adalah variasi kecepatan shutter dengan kelipatan 1-stop, urut dari yang lambat hingga yang cepat ( d menyatakan detik ) :
1d – 1/2d - 1/4d – 1/8d – 1/15d - 1/30d – 1/60d – 1/125d – 1/250d – 1/500d – 1/1000d
Sebagai contoh :
- jika kita berpindah 1-stop dari 1 detik ke 1/2 detik, maka kita akan mengurangi setengah intensitas cahaya yang masuk ke kamera
- jika kita berpindah 1-stop dari 1/60 detik ke 1/30 detik, maka kita
akan menambah intensitas cahaya yang masuk ke kamera dua kali lipat dari
sebelumnya
Percobaan di bawah ini menunjukkan hasil foto yang didapat dari variasi kecepatan shutter,
dengan sebuah foto referensi di 1/125 detik (nilai diafragma dibuat
tetap di f/5.6 dan ISO 125). Tujuannya untuk melihat bagaimana efek dari
merubah kecepatan shutter terhadap eksposure foto yang
dihasilkan. Terdapat 3 foto yang over dengan kelipatan 1-stop dan 3 foto
yang under dengan kelipatan 1-stop.
Dari gambar di atas terlihat bahwa semakin cepat shutter speednya,
maka cahaya yang masuk ke dalam sensor akan semakin kecil sehingga
gambar menjadi lebih gelap. Begitu juga sebaliknya untuk kecepatan yang
semakin lambat, cahaya yang masuk akan bertambah banyak sehingga gambar
menjadi lebih terang. Dengan kata lain, kita bisa menyatakan bahwa di
1/500 detik hasil fotonya under exposed sebanyak 2 stops dan di 1/30 detik fotonya over exposed sebanyak 2 stops.
Reciprocity
Maka itu dalam memakai mode manual, perubahan nilai diafragma tidak bisa mengabaikan nilai shutter dan sebaliknya. Artinya untuk mendapat eksposure yang tepat, baik diafragma dan shutter memegang peranan yang sama. Ada sebuah istilah penting dalam berkreasi dengan eksposure, yaitu reciprocity, dimana artinya adalah bagaimana setelan shutter
dan diafragma harus saling berlawanan untuk meniadakan efeknya. Jadi
bila kita mengekspos sensor dengan waktu yang lebih lama, maka secara di
sisi yang lain kita mengecilkan bukaan diafragma untuk mengurangi
cahaya yang masuk sehingga bisa mendapat eksposure yang sama. Prinsipnya
sebuah eksposure konstan bisa didapat dari berbagai variasi nilai shutter dan diafragma, selama mempertahankan prinsip reciprocity ini.
Untuk mencobanya, siapkan kamera anda dan
gunakan mode manual. Bila kamera sudah berada di nilai eksposure yang
tepat, coba naikkan diafragmanya 1 stop sehingga indikator light-meter akan menunjukkan eksposure bergeser -1 stop. Selanjutnya kurangi kecepatan shutternya 1 stop, tampak indikator light-meter akan kembali ke nilai eksposure normal. Begitulah cara kerja reciprocity, kalau yang satu ditambah, satu lagi dikurangi, sehingga hasil akhirnya tetap sama.
Contoh diatas menunjukkan beberapa variasi reciprocity yang memberi eksposure konstan. Dari percobaan ini tampak bahwa untuk menjaga supaya eksposure tetap sama, nilai diafragma dan shutter harus saling berlawanan. Bila membuka diafragma besar (f/2), maka shutter harus dibuat cepat (1/1000 detik). Bila mengecilkan diafragma (f/16), konsekuensinya shutter harus dibuat lebih lama (1/15 detik). Inilah esensi dari prinsip reciprocity. Perhatikan dengan bukaan diafragma besar (f/2 hingga f/2.8), didapat foto yang punya background blur, sebaliknya dengan bukaan kecil (f/11 hingga f/16) didapat background dan objek yang sama-sama tajam.
salam Spesifikasi Kamera-
terimakasih telah mengunjungi
Cara Menggunakan Manual Mode Canon/Nikon Setting Diafragma dan Shutter yang memang sedang banyak dicari dengan
Rating:
5 On
22 reviews
jangan lupa lihat juga koleksi foto kami lainnya...